Posted by : Sarah Larasati Mantovani Wednesday 26 January 2011

“Semangat manusia lebih kuat dari apapun yang menimpanya…”

(C.S Lewis)

ACEH

ACEH...
Yang ku kenal tabah dalam menghadapi segala cobaan
Yang ku kenal bermental baja walau berkali-kali dihancurkan
Teruslah berjuang dan tetap tegakkan syari’at di bumi nanggroe
Walau banyak serigala berbulu domba yang tak menginginkan
Tapi kau harus tetap berjalan dan terus berjalan…

ACEH…
Yang ku kenal punya keberanian individu
Yang ku kenal punya sejarah menakjubkan di masa lalu
Acuhkanlah mereka yang berusaha memudarkan semangatmu
Acuhkanlah mereka yang berusaha memundurkan langkahmu
Tetaplah tegakkan kalimat Allah
Tetaplah tegakkan syari’at di bumi serambi mekkah

ACEH...
Yang ku kenal tegar dalam menghadapi badai kehidupan
Yang ku kenal kuat dalam menghadapi segala kesulitan
Teruslah berjuang dan tetaplah menatap ke depan
Karena aku percaya...
Kau mempunyai semangat hidup yang tak di miliki oleh daerah lain di Indonesia


Inong Aceh

Namaku Fitriah, hanya Fitriah
Inong* asal serambi Mekkah
Mereka menyebutku si haram jadah
Karena aku di lahirkan tanpa adanya seorang Ayah

Sementara Ibuku, kini telah mati di tangan Teuntra Paleh**
Tapi itu takkan berarti apa-apa di mata pemerintah
Karena mereka, tak butuh orang seperti aku-orang Aceh
Mereka hanya butuh hasil kekayaan Aceh

Aku tak akan pernah lupa apa yang telah mereka perbuat di bumi Nanggroe
Sekalipun mereka menganggapku Aceh Pungo***
Aku tak akan pernah lupa bagaimana mereka mengirim puluh ribu serdadu ke Negeri ini dan menodai satu persatu Inong-inong Aceh yang suci
Aku juga tak akan pernah lupa bagaimana mereka memperlakukan kami seperti binatang dan menyekolahkan kami di rumoh Geudong****

Aku tak butuh diperhatikan
Karena yang aku butuhkan hanyalah keadilan…
Ya, aku hanyalah Inong Aceh
Aku bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa di mata pemerintah

Aku hanya meminta keadilan ditegakkan di bumi serambi Mekkah....
*Perempuan ***Aceh gila
**Tentara Jahanam ****rumah peninggalan kesultanan Aceh yang dialihfungsikan menjadi pos militer sejak berlakunya status DOM & pd th 1994 dijadikan tempat para tahanan

(puisi Inong Aceh terinpirasi dari Novel Bidadari Hitam karya T.I Thamrin)



Dia-lah Hasan Tiro, Sang Wali Nanggroe

Sosoknya begitu kontroversialis
Bahkan banyak orang yang menyebutnya separatis
Meski begitu, dia tetap idealis
Bagi Aceh, dia adalah seorang reformis

24 September 1945 menjadi saksi bisu akan rasa cintanya
Kecamatan Lammeulo menjadi tempat bersejarah akan ikrar setianya
Barisan Pemuda Indonesia menjadi bukti akan jiwa nasionalismenya
Tak cukupkah itu semua untuk membuktikan betapa cintanya dia terhadap Negara?

Dia tak pernah punya keinginan untuk bergabung ke dalam Negara Islam Indonesia
Ataupun bermimpi untuk membangun Negara Aceh yang merdeka
Tetapi keadaanlah yang membuat dia tak rela Nanggroenya di perlakukan semena-mena
Sehingga stigmatisasi Aceh Pungo pun melekat padanya
Dan nyawanya hanya seharga anjing kurap bagi Negara

Kini, setelah tanah Rencong mendapatkan kembali haknya
Dia pun pergi dengan senyum dalam tidur panjangnya
Tanpa ucap perpisahan untuk yang terakhir kalinya
Karena keinginannya agar kedamaian hidup di Bumi Nanggroe telah terlaksana

Dia telah berhasil menyadarkan Poma
Dia telah berhasil membuka mata Dunia
Dia-lah Hasan Tiro

Sang Wali Nanggroe...

{ 1 comments... read them below or add one }

  1. mantap bget Puisinya k2...
    salut...
    org Aceh ja gk bsa buat karya semantap itu...

    puisi yg penuh dgn makna...
    :)

    ReplyDelete

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -