- Back to Home »
- Feature »
- BKMT WILAYAH ACEH : Capai yang Besar dari yang Terkecil Dahulu
Posted by : Sarah Larasati Mantovani
Monday, 13 February 2012
Untuk
mencapai sesuatu yang besar, kita harus memulainya dari yang terkecil dahulu.
Kalimat ini terkesan sepele tapi sangat diperhatikan benar oleh Ibu-ibu BKMT
Wilayah Aceh dalam menjalankan setiap kegiatan mereka.
“Alhamdulillah,
saat ini sudah banyak program yang dijalankan oleh ibu-ibu BKMT Aceh, seperti
adanya pengajian yang diadakan secara rutin setiap bulan, tausiyah, sumbangan
bulan Ramadhan yang dananya dari para anggota BKMT Aceh atau berasal dari Zakat
dan Infaq, memandikan jenazah, pelatihan ustadzah dan manasik haji setiap tahun
yang saat ini sudah dijalankan selama 15 tahun”, jelas Ibu Zinnah Wildan saat
diwawancarai oleh saya saat Rakernas BKMT di Jakarta, Sabtu (21/01).
Tidak
hanya program umum tersebut, BKMT Aceh juga terkadang mengadakan kerjasama
dengan pihak lain seperti instansi pemerintah atau swasta. Contohnya, seperti
yang dilansir dari situs serambinews.com, pada bulan Maret 2010 lalu, BKMT Aceh
bekerjasama dengan Ikatan Guru Taman Kanan-Kanak Indonesia atau IGTKI K3S
Wilayah V Dinas Pendidikan Kota Baro, Aceh Besar, dengan memperingati Maulid
Nabi Saw. di Aula Kantor Camat Kota Baro, Kamis (25/03). Acara peringatan
Maulid Nabi tersebut dibuka oleh Ketua BKMT-Hj. Mutia Syafrida Azwar Abubakar.
Atau seperti pada tahun 2009 lalu, dalam rangka memperingati hari Ibu dan HUT ke-10 Darma Wanita, BKMT bersama Persatuan Darma Wanita yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Bireuen, pada hari Rabu (16/12), menyerahkan bantuan dana kepada Muhammad Fajar (1,5 tahun), balita dari warga Desa Cot Kuta, Kecamatan Kuala, Bireuen, yang menderita tumor di hidungnya. (serambinews.com, 17/12).
Kemudian,
seperti yang dilansir dari situs berita analisadaily.com, BKMT kecamatan Kute
Panang pada bulan November 2011 lalu juga pernah mendapatkan sejumlah dana
bantuan dari Bupati setempat untuk pengembangan bangunan masjid jami dan
pengajian. Pengajian di kecamatan tersebut kini sudah diramaikan oleh kaum
Bapak.
BKMT
Wilayah Aceh yang sudah berdiri sejak tahun 1991 ini, ternyata juga sudah ada
program berbasis entrepreneurship, seperti adanya industri rumahan dengan usaha
konveksi, usaha catering bernama “AMAL” oleh Ibu Hanif dan Perjalanan haji dan
Umrah yang dipimpin oleh Ibu Hj. Asma Abubakar. “Khusus untuk anggota BKMT, untuk industri rumahan boleh kredit dan dapat potongan harga”, terangnya.
Selain
itu, saat ditanyai mengenai manfaat yang bisa diambil dari hadirnya BKMT di
Aceh ini, Ibu Zinnah lebih jauh mengungkapkan, “Sambutan dari masyarakat Aceh
sendiri luar biasa, banyak yang bisa diambil dari setiap kegiatan kita ini
terutama untuk anak sendiri supaya moral mereka lebih terjamin. Selain itu, mengajarkan
mereka supaya bisa berzakat dan karena setiap tahun selalu mengadakan kurban,
jadi kami mengajari pada anak-anak apa itu arti berkurban”.
Harapan
untuk Rakernas BKMT
“Kami
berharap, semoga BKMT Aceh lebih maju lagi, terutama untuk anak-anak mudanya
agar lebih sadar bahwa agama itu sangat penting, sehingga aqidah kita tidak
mudah dibeli dengan kristenisasi dan akhlak kita tidak terpengaruh oleh
tayangan televisi yang merusak. Semoga hasil dari rakernas ini juga lebih
menambah wawasan ibu-ibu sehingga kami yang di daerah menerapkannya akan lebih
mudah dan kita sebagai bagian dari BKMT lebih bermartabat”, harapnya.
Ke
depan, BKMT Aceh yang anggotanya sudah mencapai 10.000 ini akan segera
melaksanakan program dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) yaitu bedah
rumah yang dananya akan digelontorkan dari Kemenpera. “Sehingga diharapkan di
Aceh tidak ada rumah kumuh lagi”, tutupnya.
Great Sarah. Kamu sudah membidik satu titik urgent dari Aceh
ReplyDelete