Posted by : Sarah Larasati Mantovani Saturday 27 September 2014

 Tiba-tiba saya terkenang dengan cerita ibu saat sebelum maupun sesudah melahirkan saya, hampir seperempat abad yang lalu (karena saya lahir jam 10 pagi). Selama 11 hari ibu menginap di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan. "Sampai jadi ibu RT d'rumah sakit", Canda beliau sambil mengenang.



Dokter memperkirakan saya lahir tanggal 19 September (tanggal 10 September, kehamilan ibu saya baru 9 bulan) tapi ternyata semua di luar perkiraan dan rencana manusia (Dokter, red)

Setelah ibu saya periksa kehamilan tanggal 14 September, selama 11 hari setelah periksa, ibu tidak diperbolehkan oleh Dokter Alwyn Simanjuntak, Dokter Kandungan ibu, untuk pulang dan harus menginap di rumah sakit. Jadi dari tanggal 14 hingga menjelang saya lahir, ibu saya tetap stay di rumah sakit. Alasan utama Dokter tidak membolehkan ibu pulang karena dari umur kehamilan 8 bulan, saya sudah terlilit tali pusar di leher, walau terlilitnya tidak kencang. Selain itu, rumah kami jauh dari rumah sakit.

"Kok ibu kuat ya? Ga merasa sakit sama sekali", Tanya pasien yang di sebelahnya heran. Dzikir, hanya itulah kuncinya, jawab ibu saya tenang. Pasien yang di sebelahnya tadinya menyarankan ibu agar di urut saja perutnya di tukang urut di dekat rumah sakit, tapi ibu menolak. Takut saya meninggal, kata ibu. Karena kalau perut ibu d'urut (diputar) sama tukang urut belum tentu nanti saya bisa selamat. Sehingga ibu tidak mengambil resiko itu.


Sebelumnya kalau saya masih belum lahir juga, Dokter Alwyn mau lakukan tindakan operasi caesar tanggal 26 September. Namun ternyata, malam seninnya, ibu sudah merasakan kontraksi, tidak lama kemudian ibu segera dibawa ke ruang bersalin. Kontraksi berlangsung sampai pagi.

Tadinya ibu mau pulang, tapi Dokter Alwyn melarang. "Kalau ibu melahirkan di Taksi, saya ga mau tanggung jawab", kata Dokter Alwyn. Akhirnya Dokter Alwyn nekat memutuskan agar ibu melahirkan normal. Waktu itu, ibu ditangani sampai lima orang, tiga dokter (dua dokter kandungan, satu dokter anak) dan dua Suster.

Saat melahirkan saya, ibu sempat mengantuk, sudah dipukul pelan pada wajahnya tapi rasa kantuknya tidak hilang juga, akhirnya Dokter Alwyn minta Suster buatkan kopi hitam untuk menghilangkan kantuk. Kemudian Ibu disuruh minum kopi sama Dokter saat prosesi melahirkan saya. Sesuatu yang unik karena kakak dan dua abang saya tidak seperti itu saat prosesi melahirkan mereka.

Ibu saya melahirkan dalam keadaan setengah duduk sehingga beliau bisa melihat saya keluar. Hal tidak biasa lainnya, semestinya kalau terlilit tali pusar begitu, Dokter lakukan tindakan operasi caesar tapi Dokternya nekat -.-

Namun dengan kuasa Allah, Dokter Alwyn membalikkan posisi saya yang sungsang karena terlilit tali pusar hanya dengan tangannya, sehingga kaki saya keluar lebih dulu . Karena kenekatan itu, ibu saya merasakan sakit luar biasa pasca melahirkan. Hingga sampai sebulan beliau tidak bisa jalan. Ibu saya mengira beliau sudah lumpuh (tidak bisa jalan lagi) tapi Allah berkehendak lain, ibu saya masih bisa tetap jalan, setelah sebulan berlalu tentunya.

Selama sebulan di rumah sakit, ibu saya di urus dua orang, Pembantu Rumah Tangga (kalau istilah sekarang Baby Sitter ya) dan ayah saya. Setelah sebulan dan akhirnya bisa jalan lagi, Ibu pulang dari rumah sakit, sementara saya ditahan tidak boleh pulang karena harus ditindik dan disunat terlebih dulu. Saat prosesi tindik dan sunat, saya sampai bikin Susternya stres, Susternya sampai ngga bisa tidur karena saya nangis terus, ga berhenti-berhenti  .

Hingga sekarang, tiap kali ibu saya menceritakan proses melahirkan saya itu, saya sampai nangis di depan beliau dan spontan langsung memeluk beliau, terbayang segala kesalahan yang pernah saya lakukan walau beliau sudah memaafkannya.

Sungguh, atas kuasa-Nya, saya bisa hidup sampai seperempat abad....

Untuk ibu paling hebat yang telah melahirkan, merawat dan mendidik saya, mama Ulfa Walangadi. You're the BEST mom that i ever had! Dan untuk kakak saya,Soraya Febrianti Mantovani, yang merawat mama pasca melahirkan walau umurnya baru 4 tahun 7 bulan, you're he BEST sister that i ever had! :'
)

{ 2 comments... read them below or Comment }

  1. hiks... hikss... semoga ibu mbak mendapatkan banyak pahala dari anaknya yang semenjak lahir dah "nakal" ini hihii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya Rabb... syukran ya Aul... :')
      Saya benar-benar jadi malu cerita saya ini dibaca sama Aul... ._.
      #TutupMukaPakeBuku

      Delete

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -