Posted by : Sarah Larasati Mantovani Friday 27 April 2012

Gambar : sarah-merci.blogspot.com
Siapa bilang bahwa rokok tidak bisa membuat orang meregang nyawa?.

Berikut Kisah dar Noor Atika Hasanah, seorang wanita kelahiran 8 November 1982, yang meninggal pada tanggal 30 Desember 2010 karena "Bronchopneumonia duplex" (vlek paru yang parah), karena menjadi PEROKOK PASIF. 

Di akun twitter nya 3 hari sebelum meninggal ia menulis: "BAGI PARA ORTU PEROKOK, AKU MOHON BANGET SUPAYA NGEROKOK SEJAUH MUNGKIN DARI ANAKNYA SUPAYA JAUH DARI KEMUNGKINAN KENA FLEK PARU".

Semoga kutipan tulisan dibawah ini ada manfaatnya untuk kita RENUNGKAN....

'BERHENTI MENJADI MANUSIA LUAR BIASA EGOIS DENGAN TERUS & TERUS MEMAKSA ORANG2 DISEKELILING KITA MENJADI PEROKOK PASIF. DAN BERHENTI MEMINTA DIFAHAMI TERUS, TANPA MAU MEMAHAMI HAK ORANG LAIN..!".

Barakallah fiikum.

>>>>>
(Ditulis 31 desember 2010
Penasaran juga mendengar kabar tentang kematian seorang perokok pasif, Tika (Atika Hasanah) kemarin. Tika adalah salah satu korban yang meninggal akibat perokok pasif. Dalam status-statusnya ia menegaskan tidak merokok, karena ia merupakan korban dari asap perokok aktif.

Berikut akan saya tampilkan kutipan dari tweet Tika @tikuyuz sebelum meninggal. Banyak pesan yang disampaikan menjelang wafat, khususnya kepada para perokok aktif :

"Bismillah..Semoga berat badanku bisa lekas kembali normal dari yang sekarang cuma 35 kg. Syukur-syukur lebih berat dari normal :p".

"Well, hello Bronchopneumonia Duplex! I'm not afraid of you :))".

"Bagi para ortu perokok, aku mohon banget supaya ngerokok sejauh mungkin dari anaknya supoaya jauh dari kemungkinan kenal flek paru".

"Pagi ini masih di JRC dulu. Menunggu ketersediaan kamar di RS Persahabatan Rawamangun / RS Pasar Rebo #Fb".

Begitulah tulisan Noor Atika Hasanah dalam tweet-nya di Twitter, TIGA HARI sebelum kematiannya yang mengagetkan rekan-rekannya di jejaring sosial. Bagaimana teman-temannya tidak kaget, karena 10 jam sebelumnya, perempuan kelahiran 8 November 1982 itu masih sempat membuat status di Twitter.

"Spent i night here, now waiting for the infection result (@ RS.PROF. DR. SULIANTI SAROSO"

Tika ini menulis status terakhirnya, bahwa ia sudah satu malam berada di RS Sulianti Saroso Sunter dan sedang menunggu hasil infeksinya. Namun tiba-tiba pada Kamis 30 Desember 2010 pukul 14.00 WIB, dikabarkan perempuan manis tersebut telah meninggal dunia.

Tika adalah salah satu korban yang meninggal akibat perokok pasif. Dalam status-statusnya Tika menegaskan dia tidak merokok tapi dia adalah korban dari asap si perokok.

Dia menulis dirinya terkena flek paru dan divonis dokter menderita Bronchopneumonia Duplex. Meski sudah divonis menderita penyakit paru parah, dia mengaku tidak menyerah dengan penyakit ini.

Akibat penyakitnya ini Tika mengaku berat badannya melorot hingga 35 Kg padahal normal berat badannya 42 Kg. Penyakit ini telah membuatnya sering mengalami sesak napas, batuk keras dan pilek.

Kematian Tika kembali menyadarkan orang betapa bahayanya efek merokok walaupun kita bukan perokok. Sudah tak terhitung berapa banyak korban sakit paru-paru dari orang yang bukan perokok. Terperangkap dalam lingkaran para perokok, membuat si perokok pasif punya potensi 30 persen terkena penyakit mematikan mulai dari flek paru hingga kanker paru-paru.

Perokok pasif biasanya menghirup asap yang berasal dari pembakaran rokok dan juga asap yang dikeluarkan oleh seorang perokok aktif. Menjadi perokok pasif sebenarnya tanpa disadari telah membuat seseoran menjadi perokok. Biasanya perokok pasif ini berada di rumah, mobil, tempat kerja dan tempat-tempat umum lainnya seperti bar.

Untuk melihat seberapa besar perokok pasif terpapar asap rokok dapat diuji dengan mengukur kadar nikotin, cotinine dan karbon monoksida dalam darah, air liur atau urinnya. Cotinine ini adalah suatu hasil produk metabolisme nikotin dalam tubuh.

Didapatkan lebih dari 4.000 zat kimia yang terdapat dalam asap rokok. Sedikitnya 250 zat berbahaya dan 50 diantaranya menyebabkan kanker terkandung dalam sebatang rokok.

Zat kimia tersebut seperti arsenik (logam berat beracun), benzene (bahan kimiadalam bensin), beryllium (logam beracun), kadmium (logam yang digunakan untuk baterai), etilen oksida (bahan kimia untuk mensterilkan alat medis), vinil klorida (zat toksik untuk membuat plastik) dan zat lainnya.

Dilansir dari National Cancer Institute, badan internasional untuk penelitian kanker (IARC) telah mengklasifikasikan asap rokok pada manusia sebagai karsinogen (zat penyebab kanker). Karenanya orang yang tidak merokok tapi sering menghirup asap rokok juga memiliki kemungkinan terkena kanker paru.

Diperkirakan orang yang menjadi perokok pasif berpeluang terkena kanker paru-paru 20 sampai 30 persen. Tapi jika perokok pasif tersebut tinggal bersama dengan seorang perokok aktif maka peluangnya menjadi lebih besar. Karena ada kemungkinan orang tersebut terpapar asap rokok setiap harinya, sehingga akumulasi dari zat-zat kimia tersebut semakin besar.

Beberapa penelitian lain menunjukkan asap rokok tak hanya menimbulkan kanker paru-paru saja, tapi juga kanker payudara, kanker rongga sinus hidung, leukimia, limfoma dan tumor otak pada anak-anak. Tapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk hubungannya dengan kanker-kanker ini.

Paparan dari asap rokok ini bisa mengiritasi saluran udara dan memiliki efek bahaya langsung terhadap jantung dan pembuluh darah. Di Amerika Serikat sendiri perokok pasif telah menyebabkan penyakit jantung sebesar 46.000 setiap tahunnya.

Jika Anda seorang perokok pasif dan tidak ingin terkena kanker paru-paru, sebaiknya hindari tempat-tempat yang memiliki asap rokok serta cobalah untuk tidak terlalu dekat dengan perokok. Selain itu, perbanyak makanan yang mengandung antioksidan dan terapkan pola hidup sehat. Dan buat para perokok menjauhlah agar orang-orang terdekat Anda tidak menjadi korban.

(diolah dari detik.com dan twitter)

SUMBER :

{ 1 comments... read them below or add one }

  1. My chair mate back in high school :) RIP tik..love you as always>>

    ReplyDelete

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -