Posted by : Sarah Larasati Mantovani Wednesday 11 April 2012


Puisi ini dibuat secara spontan dan tidak memikirkan tema yang dibuat sebelumnya. Saat puisi ini jadi, kami sepakat untuk memberikan nama "Aceh Lon Sayang" atau "Aceh Ku Sayang" dan mengambil inspirasi dari kejadian gempa di Aceh pada tanggal 11 April lalu. Sedangkan kalimat "Aceh Lon Sayang" biasa dipakai oleh orang-orang Aceh sendiri untuk menunjukkan rasa cintanya terhadap Aceh.


Ketakukan datang tanpa undangan


Menelusup rekat di bingkai kalbu


Hawa dingin menghawa panas


Rekaman kejadian masa lampau kan berulang



Aceh Lon sayang...

Kenapa kini kau malang?

Kisruh Pilkada terulang

Disambut gempa berguncang



Memoriku tak mampu menerka

Diam...hingga tak berujung

Malam menyanyat relung paling dalam

Terbuai alunan irama mendung



Dibuai namun tak rasa nyaman

Terguncang meledak kisruhkan jiwa

Memoriku meringkus selaksa panik

Sanak saudara telah pergi duluan

Ku tak ingin di tinggalkan lagi

Aku tidak ingin sendiri lagi



Kesendirianku mulai gundah gulana

Kelam semakin larut dalam hidup

Cahaya redup menyerupai gelap

Tak mampu ku meraih dengan tangan

Sukma berubah menjadi abu kelam



Teriak sana teriak sini

Inginkan semua baik2 saja

Kembali merinding kembali sadar

Nunggu disentak dulukah..



Kini, renungan pun membawaku

Mengarungi samudra kepedihan

Atas segala takdir yang mencabik-cabik nanggroe-ku


karya : Teman-teman Waroeng Tulisan (Rendra, Viona, Saya, Lovely Eve,Mursyal)

Terinspirasi dari Gempa Aceh dan Sumatera 11 April 2012


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -