Posted by : Sarah Larasati Mantovani Wednesday 1 February 2012


Bundaran Hotel Indonesia, Salah satu simbol Kota Jakarta

Jakarta menurut saya adalah kota banjir, kota macet dan kota segala serba ada. Kenapa disebut kota segala serba ada? Karena mau cari bioskop, buku, Supermarket, Minimarket atau Hypermarket, rumah ibadah, pasar tradisional, restoran, foodcourt, Mansion, Hotel, Apartment, Sekolah, Kampus, tempat liburan, Studio Musik, Studio Tv, Bank, tempat Dugem (tapi bukan Dunia Gembel :p), Rumah Sakit ala Internasional sampai tempat pacaran pun semuanya ada, pokoknya Jakarta itu memang pantas banget disebut Pusatnya Indonesia atau Ibukota karena semuanya tersedia di Jakarta.


Nah, semua orang di seluruh Indonesia, termasuk bule-bule yang pernah berkunjung ke Indonesia nih, pasti sudah hafal dengan dua masalah yang selalu menghantui kota yang sudah berumur sekitar 484 tahun ini. Yup, apalagi kalau bukan masalah banjir dan macet?. Dari tahun ke tahun (atau bahkan sudah puluhan tahun?), warga Jakarta, baik itu yang asli maupun pendatang selalu disambut dengan dua masalah ini.

Sebagai orang yang lahir di Jakarta (meski cuma numpang doang :p), saya sangat menyayangkan kenapa proyek monorail dibatalkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, padahal monorail merupakan kendaraan alternatif yang lebih efektif dari Busway untuk mengatasi macet. Karena menurut saya, membuat jalanan seperti jalan layang itu bebas hambatan dan ga perlu pake three in one-an, apalagi jalanan Jakarta juga sudah sesak dengan berbagai macam kendaaraan. Lalu, kenapa harus Monorail? Karena seringkali jalur Busway malah semakin mempersempit jalan, contohnya seperti jalur yang ada di Gandaria dan Pondok Indah. Selain itu, Monorail juga bisa terhindar dari banjir dan mengurangi dampak kecelakaan yang sering terjadi pada Busway.

Atau lebih baik, Pemerintah Provinsi DKI membatasi jumlah mobil pribadi yang setiap harinya memenuhi jalan-jalan di Jakarta. Kemudian angkutan-angkutan umum seperti angkot, KRL atau Bis diperbaiki dan diperbagus sehingga penumpang pun lebih nyaman ketika menaikinya dan mereka yang membawa mobil pribadi (termasuk pejabat) bisa beralih ke angkutan umum.

Apartment-apartment atau Mansion-mansion yang dibangun juga sebaiknya dibatasi untuk mencegah banjir. Lhaa, trus apa hubungannya dengan pembatasan apartment dengan pencegahan banjir? Iya, karena kalau Jakarta udah kebanyakan bangunan, ngga akan ada lagi lahan untuk penghijauan. Kata ahli Tata kota aja (saya lupa nama dan instansinya), penataan kota Jakarta aja buruk banget! Mungkin saking buruknya sampe ga tau harus ditata kaya bagaimana lagi >.<.

Saya sendiri aja ngga bisa membayangkan tuh gimana kalau Jakarta benar-benar tenggelam tahun depan? Dufan atau Kebun Binatang Ragunan pasti sudah ngga ada lagi ya :p.

Well, yang pasti, Jakarta ngga akan bisa berubah tanpa ada perubahan terlebih dahulu dari perilaku penghuninya, jadi… apakah kita mau berubah demi Jakarta?.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -