Posted by : Sarah Larasati Mantovani Wednesday, 9 February 2011

"Kelak kalian akan mengikuti cara hidup kaum sebelum kalian. Sehasta demi sehasta, sedepa demi sedepa..."

(HR. Bukhari dr Abu Hurairah)



Meski baru memasuki bulan Februari tapi gaung tentang Hari Valentine sudah sangat terasa apalagi ketika hari Valentine tinggal menghitung hari. hampir semua Radio, majalah dan stasiun televisi pasti sudah semarak dengan hari yang setiap tahunnya selalu diperingati tanggal 14 Februari ini. Dan bagi mereka yang punya pasangan pasti sudah sibuk mencari hadiah Valentine untuk sang pujaan hati, begitu juga dengan yang masih jomblo. Eh..tapi bener ngga sih kalo Valentine's Day itu benar-benar hari kasih sayang? Kita cek sama-sama yuk!.



Benarkah Valentine's Day adalah hari kasih sayang?

Ketika saya mendapatkan sejarah dibalik hari Valentine dari ustadz Google, hari Valentine ini muncul dalam berbagai versi.

Versi pertama berasal dari perayaan Lupercalia, perayaan ini adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi kuno (13-18 Februari). 2 hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of feverish Love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan sebagai objek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Sedangkan Versi keduanya saat agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada tahun 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi kuno ini menjadi hari perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari. The Catholic Encyclopedia Vol XV dengan sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari, seorang diantaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun Demikian tidak pernah ada kejelasan siapa St. Valentine yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung pangkalnya karena tiap sumber mengkisahkan cerita yang berbeda.

Nah lho, alih-alih ingin memperingati hari kasih sayang tetapi yang ada kita malah memperingati kematian sang rahib yaitu Saint Valentine. kalo kata orang jawa mah ora mudeng banget alias ngga nyambung banget dengan sejarah dibaliknya.


Valentine's Day i'ts not our culture, Guys!

Iya dong, sebagai seorang Muslim kita berhak mengatakan demikian karena Valentine's Day bukan berasal dari budaya kita (baca : budaya Islam). Tapi, yang membuat saya heran, kenapa ya yang memperingati Valentine's Day ini justru kebanyakan dari orang Islam sendiri? Apa karena memang mereka ngga tau atau udah tau tapi pura-pura ngga tau? Hayoo ngaku...

Bagi mereka yang udah tau tapi tetap melakukan, mereka dikatakan sebagai orang-orang yang zalim oleh Allah SWT. Buktinya? Buktinya ada di alinea terakhir surat Al-Baqarah ayat 145.

"...Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu (keterangan-keterangan), sesungguhnya kamu kalau demikian termasuk golongan orang-orang zalim".

Trus bagi kita yang sudah terlanjur pernah merayakannya gimana dong? Caranya yaitu dengan berusaha menerapkan 5T, apaan tuh 5T? 5T yaitu :

1. Tidak mengucapkan selamat pada hari Valentine
2. Tidak Menghadiri perayaan tersebut
3. Tidak tukar-menukar hadiah
4. Tidak Menjual atau membeli sesuatu yang berhubungan dengan Valentine's Day
5. dan Tidak melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang menyerupai nonmuslim pada hari Valentine

Waduh...kok kayanya susah banget ya? Sebenarnya ngga susah kok asalkan kita punya niat dan kemauan untuk berubah. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda :

"Belum sempurna iman seseorang sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa".
(HR. Imam An-Nawawi dalam syarah Arba'in)



Allah SWT juga berfirman :
"dan Tidaklah pantas bagi laki-laki mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka sungguh dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata".
(QS. Al-Ahzab : 36)



Berarti bener tuh kata bang O.Solihin dalam bukunya Jangan jadi bebek :
Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tentu saja kita ngga layak mengikuti budaya yang ngga jelas juntrungannya. Apalagi Valentine's Day ini adalah produk peradaban Barat yang sekuler yang memisahkan antara agama dan kehidupan.

Kita juga harus sadar bahwa banyaknya teman-teman kita (termasuk di seluruh Dunia) yang ikut merayakan BUKAN berarti acara tersebut SAH & LEGAL. Soalnya, sah dan legalnya acara tersebut ngga bergantung dari banyaknya orang yang melakukan perbuatan itu. Ngga juga bergantung dari selera kita sebagai manusia yang memandang persoalan hanya dari ukuran pikiran dan perasaan kita semata. Tapi seluruhnya disandarkan kepada ajaran-ajaran Islam.

Nah, daripada merayakan Hari Valentine lebih baik kita memperingati hari kejatuhan kerajaan Islam di Spanyol yang tepat pada tanggal 14 Februari 1492. So...say NO to Valentine's Day.





Sumber :
Mushaf Al-Qur'an terjemah, kelompok penerbit Gema Insani Press Al Huda, Jakarta : 2005.
O.Solihin, Jangan jadi bebek, Gema Insani Press, Jakarta : 2002.
Al-Imam Muhyiddin An-Nawawi, Al-Imam Ibnu Daqiq Al-'Id, Syaikh Abdurrahman As'Sa'di, Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, Syarah 'Arbain An-Nawawi, Darul Haq, Jakarta : 2008.



www.youngmuslimsindo.blogspot.com.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -