Posted by : Sarah Larasati Mantovani Monday 27 December 2010

Puisi-Puisi di bawah ini terinspirasi dari Teman-teman yang Mengalami broken Home.
Ingatlah selalu bahwa kesempatan tak pernah datang dua kali dalam hidup, oleh karena itu cintai keduanya dengan sungguh-sungguh meski hati kita merasa sakit. Yang harus kita lakukan adalah untuk tidak mengulangi kesalahan yang pernah mereka lakukan pada kita saat kita sudah berumah tangga nanti...


Ayah... ataukah Ibu?

Ditinggalkan...
Pengkhianatan...
Perasaannya amat tertekan...

Merasa kecewa…
Merasa tak berguna…
Merasa malu...

Selalu terluka...
Selalu terasing...
Selalu rendah diri...

Sedih...
Rapuh...
Bahkan selalu gelisah...

Merasa bingung, siapa yang harus di pilihnya?
Ayah ataukah Ibu?
Ayah ataukah Ibu?
Dia begitu mencintai Ayahnya
Dia juga begitu mencintai Ibunya
Dia begitu mencintai keduanya
Tapi...siapakah yang harus di pilihnya?

Semestinya dia tak boleh mengalami kejadian seperti ini
Seharusnya dia tak boleh merasakan hal seperti ini

Jika keduanya memang menyayangi dirinya
Kenapa mereka tak perduli dengan jeritan hatinya?
Kenapa mereka tak memikirkan kesedihannya?

Tak ada tempat untuk dirinya lagi…
Tak ada tempat untuk meluapkan isi hati…

Sudah terlalu banyak terluka
Sudah terlalu banyak kecewa
Sudah terlalu banyak menderita

Dia bahkan selalu mengira
Kapan dia akan bersama lagi dengan keduanya
Saat keduanya sudah tak bisa di satukan kembali....




Broken home, itu panggilan untukku

Lihatlah keluargaku, terlihat lengkap dan sempurna
Dari luar segalanya nampak harmonis dan indah
Tetapi, apakah kau tahu? Di dalamnya terlihat sangat rapuh…

Secara lahiriah, kau masih bisa melihat mereka (orang tuaku)
Tetapi secara batiniah, aku telah kehilangan salah satunya
Secara pandangan mata, kau bisa melihat aku bahagia dengan mereka
Tetapi jauh di dalam lubuk hatiku, aku kecewa dan terluka

Broken home, itu panggilan untukku
Tapi aku tak pernah berharap terlahir dengan keadaan seperti itu

Mereka memang tak pernah mengatakan kata “cerai”
Tapi hati dan jiwa mereka sudah tak bisa disatukan lagi
Mereka memang terlihat baik-baik saja
Tetapi ada kepura-puraan dan pengkhianatan di dalamnya

Ya... aku telah kehilangan salah satunya
Itulah sebabnya kenapa aku selalu merindukan sosoknya
Ya... yang ku maksud adalah Ayahku
Meskipun dia masih ada
Tapi aku telah lama kehilangannya...
Kehilangan sosoknya...
Kehilangan hatinya...

Ah... Ayahku
Aku merindukannya pun dia tak akan pernah perduli
Aku mencoba untuk memenuhi apa yang di inginkannya pun dia tak akan mengerti
Sampai-sampai kering air mata ini...
Karena hatinya tak bisa ku gapai lagi…
Karena hati Ayahku kini telah jauh pergi… 




Aku yang salah asuh

Aku yang salah asuh
Terlahir dari keluarga yang tak sempurna
Aku yang salah asuh
Dibesarkan dengan harga diri yang begitu rendah
Aku yang salah asuh
Diajarkan untuk terus membahagiakan orang tua
Aku yang salah asuh
Tak pernah tahu apa semua tindakan orang tuaku terhadapku benar atau salah?
Aku yang salah asuh
Dibesarkan dengan celaan
Aku yang salah asuh
Diajarkan untuk terus mengatakan bahwa aku-lah yang salah
Aku yang salah asuh
Tak pernah tahu mana makian dan mana pujian
Aku yang salah asuh
Hanya diberi kesempatan untuk mendengarkan
Aku memang salah asuh…
Dan inilah yang terjadi padaku…





Surat cinta untuk Ayah

Ayah…
Andai kau membaca surat cinta ini
Maka kau akan tahu semua yang telah ku pendam dalam hati
Kau-lah yang selama ini aku andalkan
Kau-lah yang selama ini aku banggakan
Sampai akhirnya kau pergi meninggalkanku sendiri disini...

Ayah...
Andai kau membaca surat cintaku
Maka kau akan tahu betapa dalamnya rasa sayangku kepadamu
Sehingga aku harus selalu merindukan sosokmu
Sehingga aku harus selalu menangisimu dalam setiap munajatku
Bahkan dalam setiap sujudku...
Meminta padaNya agar Dia mengembalikan cintamu kepadaku
Meminta padaNya agar Dia mengembalikan sosok Ayahku yang dulu

Ayah...
Sampai kapan kau akan terus menutupi semua kebohongan ini?
Sampai kapan kau menganggap bahwa tak pernah terjadi apapun di rumah ini?
Sampai kapan aku harus terus bersandiwara?
Seolah-olah aku punya keluarga yang sempurna dan bahagia…

Ayah...
Tak sampai hati ini untuk membencimu
Atas apa yang telah kau lakukan
Tak sampai hati ini untuk mengkhianati pintamu
Atas semua luka yang telah kau torehkan

Ayah...
Masihkah ada sedikit kasih sayangmu untukku?
Masihkah ada sedikit kepedulian di dalam dirimu?
Dengan cara apa agar aku bisa mendapatkan cintamu lagi?
Haruskah aku bersujud di kakimu agar kau mau kembali?
Ayah...
Andai ada seorang laki-laki yang ingin menikahiku
Aku begitu takut dia akan menyakitiku, mengkhianatiku
Sama seperti yang telah kau lakukan padaku
Aku begitu takut dia akan meninggalkanku
Sama seperti yang telah kau lakukan kepadaku

Ayah…
Andai kau membaca surat cintaku
Maka kau akan tahu betapa dalamnya rasa cintaku kepadamu….




Aku benci Ayah…

Ayah…
Salahkah bila aku membencimu?
Salahkah bila kini aku tak memperdulikanmu?
Atas apa yang telah kau perbuat padaku
Atas semua luka yang pernah kau torehkan di hatiku

Ayah...
Tak bermaksud aku untuk tak menganggapmu
Tak bermaksud aku untuk tak menghormatimu
Tak bermaksud aku untuk melukaimu
Tapi semua trauma ini tak bisa ku hilangkan

Kau tak bisa melihat luka yang ku rasakan
Atau bahkan mungkin, kau tak pernah tahu apa yang selalu ku sedihkan…
Segala kecuranganmu… segala pengkhianatanmu…
Membuatku tak tahu lagi bagaimana cara memperlakukan dirimu

Aku benci Ayah…
Aku tahu itu salah
Tapi luka yang ku rasakan kini sudah terlalu perih
Aku tahu Tuhan akan marah
Tapi trauma yang ku rasakan kini tak tahu kapan bisa sembuh...

Kau tak tahu bagaimana pedihnya hatiku
Kau tak menyadari betapa tersiksanya diriku
Kau hancurkan semuanya dengan sadarmu
Inikah yang kau inginkan?

Ya, aku memang benci Ayah…
Sekalipun kau adalah Ayah biologisku
Tapi semua itu takkan bisa menyembuhkan luka dan rasa trauma di hatiku
Jadi, jangan salahkan aku bila nantinya aku terlalu takut untuk dikhianati
Dan bila nantinya aku membenci semua laki-laki





Doa Aku
(By: My Father)

Ya Rabbi…
Aku mohon agar putera-puteriku dipimpin Di atas jalan
yang penuh tantangan dan teguh kokoh berdiri di atas badai
Serta berbelas kasihan terhadap mereka yang gagal

Bentuklah ia menjadi manusia yang hatinya jernih dan bercita-cita tinggi
Serta sanggup memimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain

Dengan demikian,
Aku, Ayahnya akan memberanikan diri dan berbisik
Bahwa hidupku ini tidak sia-sia….




Sejuta Cinta untukmu (versi Ayah)

Nak...
Ayah tahu kau selalu berharap dalam setiap doamu
Agar aku menjadi ayah yang kau inginkan
Ku tahu kau selalu berdoa dalam setiap sujudmu
Agar aku menjadi ayah yang kau banggakan
Meski seringkali ku tak bisa memahami maksudmu
Meski seringkali ku tak pernah menyadari semua itu

Nak...
Ingin sekali ku katakan kepadamu
Bahwa aku tak bermaksud untuk melukai hatimu
Ingin sekali ku katakan kepadamu
Bahwa aku menyayangimu lebih dari yang kau tahu…

Nak…
Meski kini aku tak lagi menjadi orang yang sama
Seperti sebelum-sebelumnya
Meski aku tak bisa menjadi sosok Ayah yang sempurna
Seperti yang dimiliki teman-temanmu di luar sana
Tapi aku hanya ingin kau tahu
Bahwa sejuta cinta yang ku miliki ku persembahkan hanya untukmu…    




Sejuta cinta untukmu (Versi anak)

Ayah...
Ku tahu kau selalu berharap dalam setiap doamu
Agar aku menjadi anak yang kau inginkan
Ku tahu kau selalu berdoa dalam setiap sujudmu
Agar aku menjadi anak yang kau banggakan
Meski seringkali ku tak bisa memahami maksudmu
Meski seringkali ku tak pernah menyadari semua itu

Ayah...
Ingin sekali ku katakan kepadamu
Bahwa aku tak bersungguh-sungguh membencimu
Ingin sekali ku katakan kepadamu
Bahwa aku menyayangimu lebih dari yang kau tahu…

Ayah…
Meski kini kau tak lagi menjadi orang yang sama
Seperti sebelum-sebelumnya
Meski kau tak bisa menjadi sosok Ayah yang sempurna
Seperti yang dimiliki teman-temanku di luar sana
Tapi aku hanya ingin kau tahu
Bahwa sejuta cinta yang ku miliki ku persembahkan hanya untukmu…

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -