Posted by : Sarah Larasati Mantovani Thursday 17 October 2013

Hidup tanpa Tv? Siapa takut!
Saya jadi teringat kembali dengan curhatan salah satu kawan 1 pondok, mba Nurul Kamal mengenai fenomena yang ia temukan kala kami telah mulai kuliah, "aku perhatikan kita ini sejak mulai kuliah, buku ada dimana-mana, ga di meja, di kamar, di pojokkan, di dekat lemari, bahkan lucunya kalian tidur ditemani Laptop dan buku".

Buku yang menemani kami pun seperti B3 alias "Bukan Buku Biasa", jenisnya bermacam-macam, mulai dari buku-buku Filsafat/Pemikiran (yang biasanya membuat kening orang mengkerut karena istilah-istilah ilmiahnya), Sejarah, Budaya, Politik, Ekonomi, Biografi, Pertanian, Tafsir, Fiqh, Kristologi dan Sosial harus menjadi santapan kami sehari-hari, tingkatannya pun bermacam-macam, mulai dari yang ringan, semi serius hingga yang triple S "Sangat Sangat Serius". Tidak hanya itu, kepemilikannya bermacam-macam, mulai dari milik pribadi, perpustakaan kampus, ustadz kami hingga milik Pondok.

Tentu, fenomena unik ini bukan karena kami teringat dengan pesan Mudir kami bahwa tugas utama kami adalah membaca, menulis dan berdiskusi, tapi karena kesadaran diri (selain tuntutan tugas) ternyata membaca satu atau dua buku tidak cukup menghilangkan rasa haus kami pada ilmu, rasa keingintahuan kami, rasa 
#kepo kami.


Fenomena ini sekaligus membuktikan bahwa hidup tanpa Tv tidak membuat kami harus jauh dari peradaban, justru dengan buku kami bisa melihat dan lebih dekat dengan peradaban, hidup tanpa Tv tidak membuat kami kehilangan informasi justru dengan buku (dan laptop+koneksi internet tentunya) kami bisa membuka dunia, kalimat kerennya "dunia dalam genggaman" , dengan membaca kami juga bisa membaca dunia.

Ahad Shubuh, 23 Dzulqaidah 1434 H

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -