Posted by : Sarah Larasati Mantovani Monday 27 February 2012


Di tengah desakan media yang meminta agar Front Pembela Islam (FPI) dibubarkan, justru mantan Ketua PBNU, KH. Hasyim Muzadi tidak sependapat jika organisasi itu dibubarkan.


Menurut Hasyim, membubarkan FPI bukanlah cara yang efektif karena bisa saja FPI nanti berganti nama menjadi yang lain.


“Jadi begini, kalau FPI dibubarkan, saya kira tidak akan efektif, karena dia bisa berganti nama, kalau dia berganti nama, tidak ada undang-undang yang bisa menghalanginya. Jadi lebih baik, kalau ada yang salah dikenakan hukum kriminal. Siapa yang kira-kira akan belok dari kepentingan Indonesia, dibina dan diingatkan,” demikian ujarnya kepada saya (Sarah), Sabtu (25/02/2012) usai Tabligh Akbar memperingati Maulid Nabi di MTs Darul Hikmah, Pamulang. 

Sebagai orang yang pernah memimpin NU selama dua periode, Kiai Hasyim mengaku memahami benar akan perjuangan yang dilakukan oleh FPI, tetapi ia mengingatkan adanya bahaya oknum yang ingin merusak citra FPI. Karenanya, ia menginginkan FPI meningkatkan kualitas perjuangannya.


“Secara pribadi saya memang ingin teman-teman di FPI ini meningkatkan kualitas perjuangannya karena kalau berjuang di massa dengan gerakan, pengalaman saya, gerakan masa itu banyak kerawanan.”

Selanjutnya ia merinci kerawanan yang ia maksud.  Pertama, anak buah FPI sendiri bisa saja tidak terkendali. Sebab ada saja yang nakal di tengah kerumunan massa. Yang kedua, rawan disusupi orang seperti oknum yang masuk kemudian merusak citra. Ketiga,  ada orang lain yang tidak mengerti amar ma’ruf nahi-munkar menggunakan kekerasan ini untuk menghantam Islam, dan orang lain ini banyak, baik dari Indonesia maupun internasional. Jika tidak bisa melakukan tiga hal tersebut, maka ia menganjurkan FPI menempuh jalan-jalan lain.

“Kalaupun mau mengkritik sepedas-pedasnya pada keadaan kan bisa melalui hal-hal lain yang lebih tidak beresiko, misalnya melalui tulisan-tulisan di koran, buletin-buletin atau jika di situ ada sebuah kemaksiatan penyelewengan-penyelewengan yang tidak ditindak oleh polisi, yang didemo itu seharusnya polisinya.”

Kekerasan lokal dan internasional

Di sisi lain, Kiai Hasyim juga menjelaskan kekerasan yang akhir-akhir ini marak terjadi di Indonesia yang itu tidak adil hanya ditujukan pada FPI semata.

“Sekarang ini di Indonesia penuh dengan kekerasan, tidak hanya kekerasan agama, kekerasan karena ekonomi, kekerasan anak, karena ketidakadilan, karena hilangnya keteladanan, karena politik, itu menumbuhkan kerusuhan dan kekerasan, kalau kita membawa Islam di tengah-tengah kekerasan itu kita bisa dikambinghitamkan sebagai biang dari kekerasan. Padahal kekerasan itu sudah merebak, tidak hanya berbasis agama tapi berbasis multidimensi,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan tentang kekerasan verbal yang selalu dilontarkan oleh tokoh-tokoh liberal dan media massa untuk memojokkan Islam.

“Sebenarnya kekerasan yang dilakukan oleh FPI itu baru hanya kekerasan fisik yang bersifat lokal, tapi kekerasan ideologi, kekerasan masalah ketidakadilan, masalah kekerasan separatisme, dan sebagainya itu yang justru akan menghancurkan Indonesia secara keseluruhan, karena mereka bukan NKRI sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpihak ke asing. Sementara FPI itu jelas-jelas NKRI tapi karena sedikit dia salah, maka NKRI nya ini tidak dihitung, seakan-akan yang pro asing ini yang berperikemanusiaan.”

Karenanya ia berpesan, agar pesan kita tidak disalah-artikan, maka, sebaiknya jika mau melakukan kebenaran haruslah melakukan strategi yang benar.

“Sekali lagi kembali bahwa kalau kita berbuat bener itu harus yang bener, bener itu substansinya, bener itu strategi dan komitmennya,” tutupnya.

Sarah via Cholis Akbar, Hidayatullah.com

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -