Posted by : Sarah Larasati Mantovani Friday 30 January 2015

Salah satu kampus Muhammadiyah
Foto: Dok. Pribadi
Berawal dari kata menunggu ternyata bisa menjadi sebuah obrolan yang mengalir dan mengasyikkan.
Itulah yang saya rasakan semalam, saat mengobrol dengan seorang Ibu asal Bali berusia 63 tahun di ruang tunggu dekat resepsionis, Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan.
Masing-masing dari kami mengawali pembicaraan dengan pertanyaan sederhana, siapa yang sedang dirawat dan kenapa penyebabnya. Akhirnya saya jadi mengetahui suami si ibu yang sedang dirawat karena sakit jantungtersebut pernah bekerja di Pertamina juga sama seperti ayah saya. Selain membahas tentang penyakit yang diderita suaminya, ia juga bercerita tentang anak-anaknya yang paling tertua umur 42 tahun (bisa dibayangkan berarti ibu ini menikah umur 20-an atau mungkin bisa lebih muda dari itu 😅), anaknya yang bungsu bekerja di Diknas dan pernah mendapat beasiswa lanjut kuliah ke Denmark.
Obrolan semakin menarik kala ibu itu bertanya mengenai kuliah saya, ternyata ibu berkacamata tersebut merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang!. Ia bercerita waktu mau masuk kampus Muhammadiyah, ia diharuskan mengikuti ujian Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab. Ibu yang tidak punya latar belakang kemampuan atau pendidikan bahasa Arab, akhirnya memutuskan untuk berdoa di waktu sepertiga malam, ia menyebutnya dengan "Shalat Tahajud".
"Saya berdoa, Tuhan jika engkau menghendaki aku masuk kampus Muhammadiyah maka berilah aku kemudahan dalam ujian bahasa Arab....", ceritanya dengan penuh meyakinkan.
"Saat berdoa itu sampai menangis saya dan sampai sekarang kalau ingat itu saya jadi merinding padahal saya bukan orang Islam...", tambahnya, seakan-akan seperti benar-benar telah merasakan manfaat besar dari shalat Tahajud.
Saya mengira awalnya ibu ini beragama Kristen, namun ternyata saya salah setelah ia menyebut asalnya yang dari Bali, ibu ini ternyata beragama Hindu.
"Akhirnya setelah shalat tahajud itu, nilai bahasa Arab saya mendapatkan A+ dan nilai saya paling tinggi di kelas saat itu", tuturnya.
Makanya, lanjut ibu yang tidak saya ketahui namanya itu, setiap ada muslim yang sedang kesulitan pasti selalu saya berikan saran, shalat tahajud lah, pasti nanti Tuhan berikan jalan keluar dari permasalahan kita.
"Memang bu, bagi kami -Muslim- shalat tahajud merupakan waktu yang paling dekat dengan Tuhan karenanya jika kita berdoa pada waktu tersebut insyaAllah dikabulkan", saya menanggapi.
Akhirnya obrolan kami selama hampir satu jam tersebut berakhir dengan pamitnya si ibu.
Allah... semoga engkau berikan cahaya Islam padanya... :')

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -