Posted by : Sarah Larasati Mantovani Saturday 27 September 2014

Antrian di loket dua Stasiun Purwosari
Jum'at 19/09. Foto koleksi pribadi


Jum'at (19/09/2014) saya pergi ke Stasiun Purwosari, berniat menukarkan struk pembayaran yang saya dapat dari Indomaret dengan tiket asli. Sebelumnya, saya telah booking tiket dari aplikasi android KAI. Ini yang kedua kalinya saya menikmati fasilitas kemudahan yang diberikan pihak KAI pada pelanggannya.
Sesampainya di Stasiun, saya harus mengantri kurang lebih hampir satu jam. Tidak seperti biasanya, saya harus mengantri sampai selama ini apalagi orang-orang di belakang saya sudah terlihat gusar dan celingak-celinguk melihat ke depan, mereka ingin tahu apa yang terjadi dengan petugas tiket, "kok bisa sampai selama ini", begitu mungkin pikir mereka. Setelah tiba giliran saya, dengan wajah mengantuk karena telah kelamaan berdiri, akhirnya saya menyerahkan struk dengan wajah datar.

"Mba ini silahkan bisa ditukarkan ke mesin CTM (Cetak Tiket Mandiri, red), ada di sebelah Barat", kata petugas dengan ringan. Pertama kalinya saya melihat petugas tiket tidak memakai baju seragam seperti petugas tiket lain yang berseragam biru, khas KAI.

"Eh mesin CTM? Saya baru tahu Stasiun Purwosari punya mesin CTM", gumam saya dalam hati.
Akhirnya dengan langkah bingung saya berjalan ke arah Satpam, menanyakan dimana lokasi mesin CTM.

Setelah berada di depan mesin CTM, saya mengetikkan kode pembayaran atau kode booking yang terdapat dalam struk. Karena angkanya tidak terlihat jelas, akhirnya saya coba dengan angka 999, hasilnya "Data tidak ditemukan, silahkan ke Customer Service". Kemudian saya coba lagi dengan angka 939, hasilnya masih sama, data tidak ditemukan. Terakhir saya coba lagi dengan angka 989, ternyata hasilnya juga sama saja. Akhirnya saya menyerah dan langsung mendatangi Satpam lagi.

"Silahkan tanyakan ke loket dua saja mba", Si Satpam melempar, sepertinya dia juga tidak tahu satu angka tidak jelas yang ada di dalam struk.

Melihat antrian loket satu yang begitu panjang, sama seperti saya mengantri tadi, kemudian saya mencoba mendatangi loket satu yang khusus melayani kereta lokal.

"Ah cuma mau menanyakan angka dalam struk ini, ga masalah kan", kata saya dalam hati.

Tiba giliran saya, saya langsung menyerahkan struk tersebut.
"Mba tadi saya sudah coba ke mesin CTM tapi tidak bisa, data tidak ditemukan, bisa tolong dicek mba ini angka berapa", keluh saya sembari menunjukkan satu angka tidak jelas yang ada di dalam struk.

Mba Petugas tiket langsung memeriksanya di komputer server.
"Mba, ini keretanya sudah berangkat dari semalam".

Kontan saja saya langsung shock. "Saya booking tiket itu tanggal 20 mba bukan tanggal 19", saya memberikan penjelasan.

Tidak terbayang rasanya kalau saya harus minta uang ke orangtua untuk beli tiket atau mengundurkan waktu kepulangan gara-gara kejadian konyol ini.

"Tapi di sistem kami tanggal 19, mba, silahkan tanyakan ke Indomaretnya", terang si mba tanpa merasa bersalah telah membuat saya shock.

"Tapi di aplikasi android KAI saya pesan tanggal 20", Saya tetap ngotot.

Kesalnya, saya tidak bisa memberikan bukti dengan memperlihatkan kode booking yang ada di dalam aplikasi android KAI karena tidak mengisi paket internet di hp. Biasanya setelah kita booking tiket, bukti nomor booking tersimpan di server aplikasi.

Akhirnya si mba petugas memeriksa ulang.
Setelahnya dia menyerahkan tiket yang telah dicetak kepada saya, dan (lagi) tanpa merasa bersalah dia menjelaskan bahwa saya harus tiba di stasiun jam setengah dua belas malam.

Saya mengambil tiket tersebut dengan langkah gontai karena telah dibuat shock.

Si mba petugas dan petugas satunya bikin saya GEMAS 180 DERAJAT! 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Journalicious - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -